Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nyepi: Kenapa Parade Ogoh-ogoh Selalu Menarik Minat Para Turis?

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
Sejumlah pemuda mengarak Ogoh-Ogoh atau boneka raksasa menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1940 di Desa Tegalalang, Gianyar, Bali, 15 Maret 2018. Parade yang melambangkan sifat-sifat buruk tersebut untuk menetralisir kekuatan negatif dan sifat buruk. ANTARA/Wira Suryantala
Sejumlah pemuda mengarak Ogoh-Ogoh atau boneka raksasa menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1940 di Desa Tegalalang, Gianyar, Bali, 15 Maret 2018. Parade yang melambangkan sifat-sifat buruk tersebut untuk menetralisir kekuatan negatif dan sifat buruk. ANTARA/Wira Suryantala
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jelang Hari Raya Nyepi di Bali, walau hujan lebat mulai Rabu siang hingga sore hari kemarin, namun hal itu tidak menyurutkan para turis asing dan domestik untuk melihat parade ogoh-ogoh di Ubud, kabupaten Gianyar.

Baca juga:Nyepi di Palembang: Simak Makna Ogoh-ogoh di Tahun Politik Ini

Para turis mulai berdatangan sejak pukul 4 sore. Dengan menggunakan jas hujan, mereka berdatangan dan berdiri di pedestrian di jalan Ubud Raya dan jalan Monkey Forest, kata salah seorang polisi yang mengamankan arak-arakan ogoh-ogoh.

Ogoh-ogoh adalah simbol dari setan yang diwujudkan dalam berbagai bentuk rupa yang menyeramkan. Kemudian diarak-arak keliling oleh masyarakat Hindu Bali kemudian dibakar.

“Ogoh-ogoh ini bagian dari kegiatan ritual hari raya Nyepi yang jatuh Kamis, 7 Maret 2019,” kata kepala dinas pariwisata Gianyar Anak Agung Ari Brahmanta.

Para turis ada yang berjalan dari berbagai hotel dan penginapan. Banyak juga yang mengendarai sepeda motor.

Sejak sore, jalan-jalan utama di Ubud lengang. Hanya motor yang boleh lewat karena dikosongkan untuk kelancaran arak-arakan masyarakat menggotong ogoh-ogoh. Baik pemuda, remaja, bahkan anak-anak berpartisipasi menggotong ogoh-ogoh.

Richard, seorang warga Amerika, bersama istri dan anaknya menyaksikan ogoh-ogoh.

“Sangat kreatif pembuatan ogoh-ogoh. Ada ogoh-ogoh bercampur tubuh manusia dengan babi, ada yang perpaduan antara manusia dengan gajah, dan ada juga perpaduan antara manusia dengan ikan hiu. Sangat menarik dan membuat anak-anak saya senang,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia menonton arak-arakan ogoh-ogoh sampil menyeruput kopi dan teh di sebuah kafe di Ubud.

Turis asal Denmark, Christin bersama teman-temannya tampak sibuk mengambil foto dan berfoto dengan latar belakang ogoh-ogoh.

“Kami datang ke Bali memang mau melihat kegiatan ritual yang dilakukan setahun sekali ini. Jadi walau hujan, kami tetap keluar dan berjalan menyaksikan acara ini,” katanya.

Karena hujan, ogoh-ogoh di Ubud yang biasanya berkumpul di lapangan sepak bola Ubud, tapi karena becek akhirnya ogoh-ogoh diparkir di tengah jalan. Ada yang di jalan Ubud Raya dan jalan Monkey Forest.

Beberapa pedagang diantaranya jualan bakso, sate dan jagung bakar, yang sudah berkumpul di lapangan terkena imbasnya penjualan menurun.

“Akibat hujan pembeli juga menurun dibandingkan tahun lalu. Begitu juga ogoh-ogoh yang kumpul di lapangan lebih sedikit dibandingkan [Nyepi] tahun lalu,” kata Kadek, salah seorang penjual jagung rebus dan jagung bakar di Ubud.

Baca juga: Hari Raya Nyepi di Kupang, Tilik Keistimewaan Pawai Ogoh-ogohnya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

8 jam lalu

Kejaksaan Tinggi Bali merekonstruksi operasi tangkap tangan terhadap Bendesa Adat Berawa KR atas dugaan pemerasan terhadap seorang investor sebesar Rp 10 miliar untuk rekomendasi izin investasi. Reka ulang adegan itu digelar di Cafe Casa Bunga, Renon, Denpasar, pada Jumat, 3 Mei 2024. Foto: Kejaksaan Tinggi Bali
Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

Kejati Bali membuka peluang berkoordinasi dengan Majelis Desa Adat Bali usai menetapkan Bendesa Adat Berawa sebatersangka pemerasan investor.


Bendesa Adat Tersangka Pemerasan Investor, Kejati Bali Bakal Periksa Pihak Lain

10 jam lalu

Kejati Bali tangkap tangan Bendesa Adat karena melakukan pemerasan, Kamis 2 Mei 2024. FOTO: dokumen  Puspenkum Kejati Bali.
Bendesa Adat Tersangka Pemerasan Investor, Kejati Bali Bakal Periksa Pihak Lain

Kejati Bali akan mengembangkan penyidikan perkara tersangka berinisial KR, Bendesa Adat yang memeras investor agar mendapat rekomendasi.


Selain Mepamit, Rizky Febian dan Mahalini Jalani Upacara Adat Ini Sebelum Menikah

10 jam lalu

Rizky Febian dan Mahalini Raharja melangsungkan upacara adat menjelang hari pernikahan, Ahad, 5 Mei 2024. Foto: Instagram/@rfasmusic
Selain Mepamit, Rizky Febian dan Mahalini Jalani Upacara Adat Ini Sebelum Menikah

Rizky Febian dan Mahalini menjalani beberapa rangkaian prosesi adat menjelang pernikahannya. Begini penjelasan dari pihak label musiknya.


Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

17 jam lalu

Barang bukti kasus 10 kilogram narkoba jenis sabu dan ekstasi di Polda Metro Jaya, pada Jumat, 1 Maret 2019.  Tempo/Adam Prireza
Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

Polisi kembali membongkar pabrik narkoba.


Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

18 jam lalu

Kejati Bali tangkap tangan Bendesa Adat karena melakukan pemerasan, Kamis 2 Mei 2024. FOTO: dokumen  Puspenkum Kejati Bali.
Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.


Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

18 jam lalu

Kepala Kepolisian Resor Kota Denpasar Komisaris Besar Polisi Wisnu Prabowo menunjukkan barang bukti dan pelaku pembunuhan seorang perempuan asal Bogor di Polsek Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu, 4 Mei 2024. Foto: ANTARA/Rolandus Nampu
Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

Tersangka kasus mayat dalam koper di Bali berupaya menghilangkan barang bukti.


Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

19 jam lalu

Kepala Kepolisian Resor Kota Denpasar Komisaris Besar Polisi Wisnu Prabowo menunjukkan barang bukti dan pelaku pembunuhan seorang perempuan asal Bogor di Polsek Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu, 4 Mei 2024. Foto: ANTARA/Rolandus Nampu
Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

Selain di Bekasi, kasus pembunuhan mayat dalam koper juga terjadi di Kuta, Bali


Awal Mei 2024, Dua Event Internasional Digelar di Nusa Dua Bali

1 hari lalu

The Nusa Dua Bali (ITDC)
Awal Mei 2024, Dua Event Internasional Digelar di Nusa Dua Bali

Nusa Dua Bali jadi lokasi Asia Pacific Media Forum (APMF) 2024 dan The 2nd UN Tourism Conference on Women Empowerment In Tourism in Asia Pacific 2024.


Kronologi OTT Bendesa Adat Bali yang Diduga Peras Investor Rp10 Miliar

1 hari lalu

Kejaksaan Tinggi Bali merekonstruksi operasi tangkap tangan terhadap Bendesa Adat Berawa KR atas dugaan pemerasan terhadap seorang investor sebesar Rp 10 miliar untuk rekomendasi izin investasi. Reka ulang adegan itu digelar di Cafe Casa Bunga, Renon, Denpasar, pada Jumat, 3 Mei 2024. Foto: Kejaksaan Tinggi Bali
Kronologi OTT Bendesa Adat Bali yang Diduga Peras Investor Rp10 Miliar

Seorang Bendesa Adat Berawa di Bali berinisial KR diduga memerasa pengusaha demi memberikan rekomendasi izin investasi


Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

1 hari lalu

Kejati Bali tangkap tangan Bandesa Adat karena melakukan pemerasan, Kamis 2 Mei 2024. FOTO: dokumen  Puspenkum Kejati Bali.
Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.